SDN NEFOSAKA
Jln. Molo Sunjam, KEL. Fatukoa KEC. Maulafa
Jln. Molo Sunjam, KEL. Fatukoa KEC. Maulafa
Data Berita SDN NEFOSAKA.
Tanggal terbit : 21 September 2023.
Keterangan : KATANTT.COM--Polri terus menunjukkan kepeduliannya pada berbagai aspek termasuk aspek pendidikan. Saat ini, Polri gencar melakukan kegiatan Polri peduli budaya literasi distribusi buku sampai pelosok negeri. Kamis (21/9/2023), Karo SDM Polda NTT, Kombes Pol Satrya Yusada, SIK, MSi, didampingi Kabag Binkar Biro SDM Polda NTT, AKBP Ahmad Muzayin dan Kasubbag Renmin, AKP Fachruddin mendatangi UPTD SDN Nefosaka di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Karo SDM Polda NTT Kombes Pol Satrya Yusada diterima para tokoh masyarakat, kepala sekolah, guru dan puluhan siswa. Kedatangan Karo SDM Polda NTT Kombes Pol Satrya Yusada dan rombongan untuk membagikan buku kepada SDN Nefosaka. Makrony Trianus Nomleni, SPd, Kepala SDN Nefosaka, Kelurahan Fatukoa mengaku kalau saat ini sekolahnya mendidik 90 orang siswa. Kepala Sekolah SDN Nefosaka, Makrony Trianus Nomleni, berterima kasih karena Polri mendukung pendidikan sekolah dan letak sekolah paling luar dan pinggiran. "Kami apresiasi Polri yang distribusi buku dan ini merupakan dukungan untuk kemajuan pendidikan di SDN Nefosaka," tandasnya. Ia juga mengaku kalau di SDN Nefosaka literasi sudah meningkat dan didukung dana DAK. Filmon Boinbalat, ketua RW 08 yang juga tokoh masyarakat Fatukoa juga berterima kasih dengan kedatangan Karo SDM dan rombongan serta Kapolsek Maulafa dan anggota. Karo SDM Polda NTT, Kombes Pol Satrya Yusada pada kesempatan tersebut mengaku kalau pihaknya sengaja datang dalam rangka menyampaikan amanah Polri mencoba melihat kondisi pendidikan di Kota Kupang. Pihaknya mengumpulkan buku-buku dari anggota di Polda guna menunjang pendidikan. "Sumbangan ini untuk menambah khasaha buku di perpustakaan dan membuka wawasan serta menambah pengetahuan karena perpustakaan bisa dimanfaatkan oleh siapa saja," tandasnya. Diingatkan bahwa buku merupakan mata, telinga dan jendela kita. Untuk itu Polri peduli budaya literasi untuk meningkatkan minat baca. "Kami kumpulkan buku dari personil Polda NTT. Semoga buku bermanfaat bagi siswa Nefosaka dan masyarakat Fatukoa," ujar Karo SDM Polda NTT, Kombes Pol Satrya Yusada. Karo SDM Polda NTT, Kombes Pol Satrya Yusada berharap semoga apa yang disumbangkan memberikan manfaat bagi siswa dan masyarakat. "Walau pun jauh tapi harus tetap utamakan literasi karena literasi sangat penting," ujarnya seraya menyerahkan ratusan buku bacaan yang langsung menghiasi rak buku Perpustakaan SDN Nefosaka Fatukoa..
Tanggal terbit : 10 Maret 2019.
Keterangan : POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nefosaka,Kelurahan Fatukoa,Kecamatan Maulafa, Kota Kupang mendapat bantuan anakan Kelor/Marungga dari alumni Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 tahun 1997. Upaya ini sebagai bentuk dukungan terhadap program Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tentang revolusi hijau. Pantauan POS-KUPANG.COM, Sabtu (9/3/2019), Alumni SMAN 2 Kupang angkatan tahun 1997 ini mendatangi SDN Nefosaka sekitar pukul 09:30 wita. Mereka dipimpin langsung Ketua Alumni, Eki Tamo Ama dengan Koordinator, Yanner Kapitan. Nampak hadir juga sejumlah alumni dalam kegiatan berbagi kasih ini, yakni Boy Medah sekeluarga, Engelina Fandoe, Isye Ndoen, Frengky Riwu, Guntur Bintura, En Nalle, Febby Manulang sekeluarga, Intim Medah, Rio Kendjam, Ina Muskanan Kadafuk sekeluarga dan Nur Irat. Mereka diterima oleh Kepala SDN Nefosaka, Jophilif Ndoen dan para guru. Saat tiba, Kepala SDN Nefosaka ,Jophilif Ndoen meminta siswa-siswi berbaris untuk menyambut kehadiran Alumni SMAN 2 Tahun 1997. Mereka hadir dan berbagi dengan 93 siswa di sekolah itu. Bantuan yang diberikan berupa alat tulis -menulis. Sebelum meninggalkan sekolah itu, para alumni juga menyerahkan anakan pohon Kelor atau Marungga untuk ditanam di pekarangan sekolah itu. Para alumni juga melakukan penanaman secara simbolis pada tempat yang telah disediakan sebelumnya. Penanaman Kelor simbolis oleh Ketua Alumni SMAN 2 Kupamg Tahun 1997, Eki Tamo Ama. Yanner Kapitan, saat itu menyapa guru dan siswa kemudian menyampaikan maksud dan tujuan kehadiran mereka. "Kehadiran kami sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan generasi penerus ,terutama di pendidikan dasar. Ini merupakan kegiatan rutin kami Alumni SMAN 2 Kupang tahun 1997," kata Yanner. Dia menjelaskan, kehadiran mereka ingin mendukung serta memberi motivasi kepada para siswa. Bantuan yang diberikan itu berupa buku tulis dan alat tulis -menulis. "Apa yang diterima para siswa ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk belajar. Ini bentuk motivasi kami kepada anak-anak di sekolah ini," kata Yanner. Yanner juga memberi semangat kepada para siswa agar giat belajar untuk menggapai cita-cita. Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul SDN Nefosaka Dapat Anakan Kelor dari Alumni SMAN 2 Tahun 1997, https://kupang.tribunnews.com/2019/03/10/sdn-nefosaka-dapat-anakan-kelor-dari-alumni-sman-2-tahun-1997. Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso .
Tanggal terbit : 25 Agustus 2022.
Keterangan : Kupang, Timorexotik.com || Salah satu sekolah di Kota Kupang yang berdiri sejak tahun 2008, yang awalnya soadaya dari masyarakat dan dibantu oleh Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kota Kupang hingga hari ini masih minim perhatian dari Pemerintah, sekolah ini berlokasi di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Masih banyak fasilitas yang membutuhkan uluran tangan dari Pemerintah Kota Kupang atau melalui dinas-dinas terkait. Kepala Sekolah muda dan juga sebagai Kepala sekolah ke empat di sekolah tersebut, memiliki inovasi tinggi untuk membangun sekolah Negeri yang masih kekurangan fasilitas itu, menginkan agar semua siswa-siswinya bisa menikmati fasilitas yang memadai seperti sekolah-sekolah negeri lainnya di Kota Kupang. Kepala Sekolah SD Negeri Nefosaka Magroni Triyanus Nomleni, S. Pd saat dijumpai media ini menyampaikan bahwa, sekolahnya memiliki 90an siswa-siswi namun masih banyak kekurangan fasilitas, ia berharap agar pemerintah bisa perhatikan sekolah itu. Kepala Sekolah muda ini juga mengatakan bahwa, pihaknya telah mengajukan proposal untuk pembangunan pagar sekolah. Akan tetapi belum ada respon balik sejak pengajuan proposal itu. Menginkan sekolahnya bisa maju Kepala Sekolah ini memberikan teladan disiplin tepat waktu ke sekolah. "Tuhan ijinkan saya datang di ini untuk pelayanan, karena sebelum saya ada di sekolah memang belum seperti saat ini, saya minta pemerintah kota bisa perhatikan kami, ini semua demi kebaikan siswa-siswi kami yang menuntut ilmu di sekolah ini," ungkapnya. SDN Nefosaka merupakan pecahan dari SD Inpres Fatukoa. Saat itu tenaga pengajarnya hanya beberapa orang guru yang membantu di SDN Nefosaka saat awal dibangun pada 2008. "Saat itu ada tenaga kerjanya itu Bapak Jon Zakarias kemudian ibu Berta Ampiran dan juga ada ibu Eti dan juga ada beberapa guru yang membantu," jelas Roni. Awal pembangunan sekolah tersebut hanya memiliki empat ruangan yang berdinding stengah tembok. Gedungnya masih ada selama delapan tahun yang mereka gunakan sebagai tempat pembelajaran. Setelah itu, pemerintah dengan bantuan dana, membangun beberapa ruangan sehingga ruangannya bertambah jumlah menjadi tujuh ruangan belajar dan ditambah satu perpustakaan. Akan tetapi masih ada kekurangan fasilitas. "Kekurangan fasilitas seperti kursi itu kita belum ada tetapi lab sudah ada hanya media untuk lab belom ada. Sedangkan lemari dan fasilitas yang lain sudah ada, kemudian UKS juga sudah ada," terang Roni. Lanjutnya terdapat sebuah WC di UKS yang bisanya digunakan guru dan siswa-siswi. Sebelumnya sekolah ini mempunyai dua ruangan WC, namun ketika badai seroja melanda maka salah satu WC tersebut telah rusak. "Waktu itu ada dua cuma karena dampak seroja sehingga WC-nya sampai rusak. Sekarang yang ada cuma satu ruangan saja, satu gedung WC cuman darurat itu digunakan oleh anak-anak. Jumlah semua siswa di sini 90 siswa jadi semuanya menggunakan WC darurat itu," ucapnya. Di Sekolah ini pula terdapat tenaga guru mulai dari kelas satu hingga kelas enam. "Saya punya tenaga guru dari kelas satu sampai kelas enam, cuman saya pakai tenaga guru di kelas satu bukan guru PGSD tapi guru matapelajaran sedangkan yang PGSD cuma dua orang di sini yang PNS saya dan wakil kepala sekolah. Jadi jumlah semua guru ada enam orang ditambah pegawai dua itu ada operator dan penjaga sekolah, " jelas Roni. Kebutuhan daripada para guru berasal dari dana Bos. 35% dipakai untuk upah para guru. Dana Bos per tahun 75 juta rupiah. Gaji para tenaga guru per bulan Rp.250.000/bulan. Perlu diketahui bahwa luas tanah daripada sekolah ini adalah sekitar 1.200 meter persegi. Sebagai kepala sekolah Nefosaka Magroni Triyanus Nomleni, berharap agar mendapatkan sentuhan lagi dari pemerintah terutama untuk memenuhi kebutuhan dan fasilitas dari SDN Nefosaka tersebut. (TE).
Tanggal terbit : 10 Maret 2019.
Keterangan : POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nefosaka setiap hari harus berjalan kaki ke sekolah pergi pulang dengan menempuh jarak 5-6 kilometer (km). Simi Hoinbala, Semi Aluman, Dikson, tiga orang siswa SDN Nefosaka yang ditemui Sabtu ((9/3/2019), mengatakan, semenjak mereka masuk di sekolah itu, harus berjalan setiap hari. Jarak rumah dengan sekolah sekitar 2-3 km. "Kalau kami dari rumah jam tujuh pagi maka kami terlambat sampai sekolah karena harus jalan kaki sekitar 20 menit lamanya. Karena itu kami datang sekolah pukul 06:00 wita," kata Simi dan Semi. Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Siswa SDN Nefosaka Jalan Kaki Enam Kilo Setiap Hari, Simi mengatakan, tempat tinggal mereka di Kampung Sokon yang berjarak sekitar sekitar 3 km dari lokasi sekolah di Nefosaka. Karena itu, mereka ke sekolah harus lebih awal sehingga tidak terlambat. Semi Aluman mengatakan, ketika musim hujan mereka harus hati-hati karena melewati hutan dengan pohon yang tinggi. "Kalau hujan angin kami hati-hati karena jalan lewat pohon. Takut pohon roboh," kata Semi Aluman. Kepala SDN Nefosaka, Jophilif Ndoen,S. Pd yang ditemui membenarkan kondisi itu. Menurut Ndoen, sekolah itu merupakan pemekaran dari SDI Fatukoa dan mulai beroperasi secara definitif pada tahun 2015 lalu. "Memang benar anak-anak sekolah di sini setiap hari harus tempuh jarak mulai dari 2 km - 3 km," kata Ndoen. Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Siswa SDN Nefosaka Jalan Kaki Enam Kilo Setiap Hari, Jophilif yang mengakui baru dilantik menjadi kepala sekolah di sekolah itu pada 13 Februari 2019 lalu sehingga secara efektif baru bertugas sekitar dua minggu di sekolah itu. "Awal saya masuk, di sekolah ini,siswa masuk agak terlambat karena jarak rumah dengan sekolah yang jauh, apalagi ditempuh dengan berjalan kaki. Saya minta supaya siswa upayakan masuk agak sedu sehingga pulang juga tidak telat," katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru). Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Siswa SDN Nefosaka Jalan Kaki Enam Kilo Setiap Hari, https://kupang.tribunnews.com/2019/03/10/siswa-sdn-nefosaka-jalan-kaki-enam-kilo-setiap-hari. .